selamat datang di blog kelompok kami

Mari Berbagi Ilmu

Selasa, 04 Maret 2014

Analisis Wacana Iklan

IKLAN GARNIER

A: Hai Gita. (1) (I)
B: Hai Bella. (2) (R)
A: Apa nih? Oh.. noda di wajahmu. (3) (I)
B: Gimana mau putih merona kalau noda hitam aja nggak hilang? (4) Maunya bening sepertimu! (5) (R)
A: Makanya, pakai… (6) (F)
Garnier Light Complete dengan sari lemon vitamin dan perlindungan UVA/UVB kurangi kusam minyak berlebih juga noda hitam Wajah dua tingkat lebih cerah  8 jam bebas kilap. (7)
A: Komplit cerahnya! Waw.. Beningnya. (8) (I)
B: Iya dong. Kayak kamu! (9) (R)
Garnier Light Complete. (10)
A: Cerah tapi nggak bening, lupain deh! (11) Sayangi dirimu. (12) (I)
Garnier.. (13)
            Iklan diatas menggunakan butir utama dengan proposisi yang berupa pertanyaan yang menuntut perhatian lebih yang ditunjukkan oleh kalimat  (4). Badan iklan menggunakan alasan subjektif  yang terbukti pada kalimat (6), (7), dan (8). Penutup iklan menggunakan pengembangan teknik lunak yang terdapat pada kalimat (12) dan (13). 



IKLAN PEPSODENT
Ayah: “Kamu gak sikat gigi? Kenapa sih Ayah harus ngasih tau kamu untuk sikat gigi tiap malem? (1) Sekarang gantian, ah. (2) Ayah gak mau sikat gigi, ah.(3)” (I)
Dika: “Ayah, kan tadi habis makan ayam, tuh! Kalo gak sikat gigi nanti ayamnya nginep di situ. Pok... pok... pok... pok....” (4) (R)
Ayah:  “Gimana?” (5) (I)
Dika: “Tiup odolnya,” (6) (R)
Ayah: “Sikat giginya,” (7)  (F)
Dika: “Muter-muter,” (8) (F)
Ayah dan Dika: “Aa...” (9) (I)
Dika: “Anak pinter.” (10) (R)


            Iklan di atas menggunakan butir utama dengan proposisi yang berupa pertanyaan yang menuntut perhatian lebih yang ditunjukkan oleh kalimat (1) dan (2). Badan iklan menggunakan alasan subjektif karena mengajuk emosi calon konsumen yang disampaikan pada kalimat (4). Penutup iklan menggunakan pengembangan teknik keras yang terdapat pada kalimat (10) yang mengandung arti “yang tidak memakai pepsodent bodoh”.



IKLAN SURF
Ibu1: “Apa tuh?” (1)  (I)
Ibu2: “Biasa, lah! Hadiah piring.” (2) (R)
Ibu3: “Hai...” (3)  (I)
Ibu1: “Eh... Belanja apa?” (4)  (R)
Ibu3: “Surf... Deterjenku.” (5) (F)
Ibu1: “Kenapa gak pake merk kita-kita aja? Dapet hadiah piring dan baju tetap putih. (6)
Ibu1 dan Ibu2: “Hah?” (7)
Anak-anak dari tiga ibu keluar dari sekolah dan menyapa ibu mereka. (8) Anak dari ibu3 memakai baju yang paling putih dan cemerlang. (9)
Anak: “Mamah…” (10) (I)
Ibu3: “Hai..” (11) (R)
Ibu1 dan ibu2: “Wahh...” (12) (R)
Karena surf baru deterjen dari Indonesia dengan white shine tecnology. Angkat warna kekuningan, baju putih cemerlang. (13)
Ibu1: “Bagus, ya. Mesti coba, nih.” (14) (R)
Ibu2: “Heem...” (15) (R)
Dapatkan putih cemerlang surf sekarang! (16)


            Iklan di atas menggunakan butir utama dengan proposisi yang berupa pertanyaan yang menuntut perhatian lebih yang ditunjukkan oleh kalimat (1), (4), dan (6). Badan iklan menggunakan alasan subjektif yang terbukti pada kalimat (9). Penutup iklan menggunakan pengembangan teknik keras yang terdapat pada kalimat (16) yang meminta konsumen untuk bertindak segera.